Alhamdulillah Jum'at Berkah Hari ini Berjalan dengan Lancar
Kamis, 12 Januari 2023
(Acara) - JUM'AT BERKAH 13 JANUARI 2023
Minggu, 25 Desember 2022
(Acara) - JUM'AT BERKAH 23 DESEMBER 2022
Jumat, 02 Desember 2022
(Kegiatan) - HARI DISABILITAS INTERNATIOAL 3 DESEMBER 2022
INTERNATIONAL DAY OF PERSONS WITH DISABILITIES
Selamat Hari Disabilitas Internasional
3 Desember 2022
"Bukan kekurangan yang melemahkan hidupmu,
tapi pendapatmu yang mengecilkan semangatmu."
(Acara) - JUMAT BERKAH 2 DESEMBER 2022
Alhamdulillah kegiatan jumat berkah hari ini berjalan lancar.
Semoga Allah membalas dengan berlipat kali ganda pahalanya kepada seluruh sahabat donatur semua
Aamiin....
Kamis, 10 November 2022
(Acara) - PERESMIAN ISTANA AUTIS INDONESIA, Kamis, 10 November 2022 di kantor Manisrejo
Alhamdulillah acara lounching/peresmian pendidikan anak autis berjalan dengan lancar, bertepatan hari pahlawan kamis 10 November 2022 bertempat di kantor perumahan manisrejo 1.
Dihadiri oleh kapolsek taman (purna) bersama istri, pak RT dan warga setempat.
Juga dihadiri sahabat disabilitas madiun. Semoga Allah meridhoi kegiatan ini dan melancarkan segala urusan Dunia akhirat nya.. Amin
Jumat, 28 Oktober 2022
Autis- ADHD pada Anak: Apa Saja yang Harus Diketahui
Apa Itu ADHD pada Anak?
Attention Deficit-Hyperactivity Disorder (ADHD) adalah kondisi kejiwaan yang telah lama diketahui mempengaruhi kemampuan anak untuk berfungsi. Individu yang menderita gangguan ini menunjukkan pola tingkat kurang perhatian, hiperaktif, atau impulsif yang tidak sesuai dengan perkembangan.
Apa Saja Ciri-ciri Anak yang Mengidap ADHD?
Gejala ADHD umumnya muncul sebelum usia 12 tahun, dan berlangsung selama minimal enam bulan, serta mengganggu aktivitas kehidupan sehari-hari. Secara keseluruhan gejala Attention Deficit Hyperactivity Disorder (ADHD) dapat dikategorikan menjadi 2 jenis masalah perilaku:
1. Kurangnya perhatian (kesulitan berkonsentrasi dan fokus)
Anak dengan ADHD biasanya kesulitan fokus untuk mengerjakan suatu hal dalam waktu yang lama, mudah bosan, dan sering berganti aktivitas dalam waktu yang singkat.
2. Hiperaktif dan impulsif
Anak yang hiperaktif biasanya aktif tanpa mempedulikan waktu dan situasi. Misalnya anak terus-terusan berlari dan berteriak dalam ruangan. Sedangkan impulsif berarti bertindak secara tiba-tiba sesuai keinginan hati tanpa dipikirkan terlebih dahulu.
Kedua kategori tersebut dapat memunculkan ciri-ciri seperti Disorganisasi, Kesulitan menyelesaikan tugas, Pelupa, mudah tersinggung, sering berkelahi, tidak memperhatikan lingkungan sekitar, dan sebagainya. Banyak orang dengan ADHD memiliki masalah yang termasuk dalam kedua kategori tersebut, tetapi ini tidak selalu memiliki keduanya sekaligus. Misalnya, sekitar 2 hingga 3 dari 10 orang dengan kondisi tersebut memiliki masalah dengan konsentrasi dan fokus, tetapi tidak dengan hiperaktif atau impulsif.
Kapan Anak Dapat Didiagnosa dengan ADHD?
ADHD adalah gangguan yang didiagnosis secara klinis dan tidak memiliki tes laboratorium atau radiologis tertentu. Tes neuropsikologi tidak begitu sensitif untuk mendiagnosis gangguan tersebut, dan karenanya gangguan tersebut harus didiagnosis berdasarkan riwayat anak. Evaluasi anak dengan ADHD biasanya dilakukan dengan skala penilaian yang berbeda dan beberapa informan termasuk guru dan orang tua. Penting bagi orang tua untuk mencari kelainan lain karena hal tersebut sering terjadi bersamaan dengan ADHD atau mungkin menjadi penyebab gejala yang ditunjukkan.
Bagaimana Cara Mengobati ADHD pada Anak?
Perawatan untuk ADHD memiliki target untuk membantu meringankan gejala dan mengurangi gangguan aktivitas pada kehidupan sehari-hari. ADHD dapat diobati dengan menggunakan obat-obatan atau terapi, tetapi kombinasi keduanya seringkali merupakan yang terbaik. Perawatan biasanya diatur oleh spesialis, seperti dokter anak atau psikiater, meskipun kondisinya dapat dipantau oleh dokter umum.
1. Obat-obatan
Ada 5 jenis obat yang dilisensikan untuk pengobatan ADHD:
- Metilfenidat
- Lisdeksamfetamin
- Deksamfetamin
- Atomoksetin
- Guanfasin
Obat-obatan ini bukan obat permanen untuk ADHD tetapi dapat membantu seseorang dengan kondisi tersebut berkonsentrasi lebih baik, tidak terlalu impulsif, merasa lebih tenang, dan belajar serta melatih keterampilan baru. Beberapa obat perlu diminum setiap hari, tetapi beberapa dapat diminum hanya pada hari-hari sekolah. Istirahat pengobatan kadang-kadang dianjurkan untuk menilai apakah obat masih diperlukan.
Jika anak Anda diberi resep salah satu dari obat-obatan ini, anak Anda mungkin akan diberikan dosis kecil pada awalnya, yang kemudian dapat ditingkatkan secara bertahap. Anak Anda perlu menemui dokter umum untuk pemeriksaan rutin guna memastikan pengobatan bekerja secara efektif dan memeriksa tanda-tanda efek samping atau masalah.
2. Terapi
Selain minum obat, terapi yang berbeda dapat berguna dalam mengobati ADHD. Terapi juga efektif dalam mengobati masalah tambahan, seperti perilaku atau gangguan kecemasan, yang mungkin muncul bersamaan dengan ADHD. Berikut adalah beberapa terapi yang dapat digunakan.
3. Psikoedukasi
Pada terapi ini anak Anda akan didorong untuk mendiskusikan ADHD dan dampaknya. Ini dapat membantu anak Anda dan keluarga Anda memahami diagnosis ADHD, serta dapat membantu mengatasi dan hidup dengan kondisi tersebut.
4. Terapi perilaku
Terapi perilaku memberikan dukungan untuk pengasuh anak-anak dengan ADHD dan mungkin melibatkan guru serta orang tua. Terapi perilaku biasanya melibatkan manajemen perilaku, yang menggunakan sistem penghargaan untuk mendorong anak Anda mencoba mengendalikan ADHD mereka. Jika anak Anda menderita ADHD, Anda dapat mengidentifikasi jenis perilaku yang ingin Anda dorong, seperti duduk di meja makan. Anak Anda kemudian diberi semacam hadiah kecil untuk perilaku yang baik. Untuk guru, manajemen perilaku melibatkan pembelajaran bagaimana merencanakan dan menyusun kegiatan, dan untuk memuji dan mendorong anak-anak untuk kemajuan yang sangat kecil sekalipun.
5. Program pelatihan dan pendidikan orang tua
Jika anak Anda menderita ADHD, program pelatihan dan pendidikan orang tua yang dirancang khusus dapat membantu Anda mempelajari cara-cara tertentu untuk berbicara dengan anak Anda, dan bermain serta bekerja dengan mereka untuk meningkatkan perhatian dan perilaku mereka.
6. Pelatihan keterampilan sosial
Pelatihan keterampilan sosial melibatkan anak Anda mengambil bagian dalam situasi bermain peran dan bertujuan untuk mengajari mereka bagaimana berperilaku dalam situasi sosial dengan mempelajari bagaimana perilaku mereka mempengaruhi orang lain.
7. Terapi perilaku kognitif (CBT)
CBT adalah terapi berbicara yang dapat membantu Anda mengelola masalah Anda dengan mengubah cara Anda berpikir dan berperilaku. Seorang terapis akan mencoba mengubah perasaan Anda atau anak Anda tentang suatu situasi, yang pada gilirannya berpotensi mengubah perilaku mereka. CBT dapat dilakukan dengan terapis secara individu atau kelompok.
Pengawasan dan perawatan anak dengan ADHD memang tidak mudah. Penting bagi orang tua untuk selalu terbuka selama masa perawatan serta memberi tahu dokter umum tentang efek samping apa pun dan berbicara dengan mereka jika Anda merasa perlu menghentikan atau mengubah pengobatan. Spesialis Anda akan mendiskusikan berapa lama Anda harus menjalani perawatan, tetapi dalam banyak kasus, perawatan dilanjutkan selama itu membantu.
Artikel -Perkembangan Bahasa dan Bicara
Perkembangan Bahasa dan Bicara
- Pembentukan unsur-unsur bahasaPada tahap ini anak mulai mempelajari bunyi bahasa dalam suatu pengertian tertentu. Tahap ini berlangsung pada usia 1-1,6 tahun.
- Perkembangan Pengertian dan Pembendaharaan BahasaPada tahap ini anak mulai memperhatikan kejadian yang berada di sekitarnya. Dari hasil pengamatan yang dilakukan, anak akan membentuk suatu konsep yang nantinya menjadi sebuah pembendaharaan bahasa. Semakin banyak hal yang diamati, maka akan semakin banyak pula pembendaharaan bahasa yang ditangkap oleh anak.
- Penggunaan BahasaMemasuki usia 3 tahun, anak mulai menguasai bahasanya. Pembendaharaan bahasa yang sudah dimiliki anak akan mulai dipergunakan dalam berkomunikasi.
- Vokalisasi Refleksif (usia 1-2 minggu)Pada usia ini, bayi mulai mampu mengeluarkan bunyi yang bersifat refleks seperti menangis. Pada minggu ketiga, tangis dan bunyi yang dikeluarkan akan mulai memberikan perbedaan seperti menangis karena lapar, menangis karena sakit dan lain-lain.
- Babbling (usia 2-3 bulan)Pada tahap ini mulai muncul bunyi dengkuran, bunyi seperti berkumur dan bunyi yang lain. Bunyi tersebut belum membentuk vokal dan konsonan yang jelas.
- Lalling (usia 5-7 bulan)Anak mulai mampu mengamati bunyi, baik bunyi yang ia hasilkan sendiri maupun yang ia dengar dari lingkungan sekitar. Pengulangan bunyi bicara sudah mulaai membentuk vokal dan konsonan yang lebih teratur.
- Ekolalia (usia 9-10 bulan)Pada tahap ini anak mulai menirukan bunyi yang didengar dari lingkungannya. Sudah mulai banyak bunyi yang diproduksi meskipun masih terdapat kesalahan artikulasi yang diucapkan.
- Bicara benar (usia 1-1,6 tahun)pada tahap ini sudah mulai mampu mempergunakan pola bicara yang terdapat di lingkungan. Mungkin masih berupa suku kata, namun ucapan tersebut sudah mewakili sebuah pengertian.