Autisme gangguan perkembangan yang terjadi saat masa perkembangan awal anak. Gangguan ini dapat diidentifikasi dengan adanya kesulitan kominukasi, interaksi social, perilaku dan aktivitas yang kaku. Autisme dapat ditemukan pada anak anak yang pintar maupun yang mempunyai kepribadian santai. Anak dengan autisme mungkin juga memiliki kebutuhan lain seperti ADHD dan disleksia yang perlu diintervensi.
Saat ini, kategori
ASD (Autism Spectrum Disorder) termasuk:
• Gangguan Autisme (Autis)
• Sindrom Asperger
• PDD-NOS (autism atopic)
Berdasarkan tingkat
keparahan gejala, anak dengan autism dapat dideskripsikan sebagai “high
function” dan “low function”. Anak-anak “low function” bias tantrum atau
berperilaku kurang baik di kehidupan sosial. Anak-anak “high function” dapat
mengontrol perilakunya, namun, memiliki kesulitan dalam berteman atau menjadi
target pembulian di sekolah. Sebagai orang dewasa, mereka mungkin mengalami
kesulitan untuk bekerja karena lemahnya kemampuan social mereka.
Autisme bukan
disebabkan oleh rasa malu, kesalahan pola asuh ataupun trauma masa kecil.
Autisme adalah gangguan yang hampir semua peniliti sepakat bahwa genetis
memiliki peran. Anak dengan autisme mengahadapi beragam kesulitan dalam
kehidupan sehari hari karena mereka tidak bisa melakukan hal yang menurut kita
“mudah”, bukankarena mereka malu atau mencari perhatian. Salah satu tes
sederhana untuk melihat apakah seorang anak memiliki autism adalah dengan
melihat apakah anak tersebut secara spontan menunjuk sesuatu untuk berbagi pengalamannya,
seperti, seorang anak menunjukkan seekor kupu kupu cantik ke orang tuanya. Anak
dengan autisme, sebagain besar, tidak melakukan hal tersebut, mereka akan
menunjuk sesuatu untuk meminta barang tersebut (contohnya minta makanan). Anak
yang berbagi pengalaman kemungkinannya tipis untuk memiliki autism.
Banyak orang tua yang
salah paham apabila anak mereka belum dapat berbicara pada umur tertentu, maka
terapi wicara akan menyelesaikan masalah tersebut. Namun, keterlambatan dan
kesulitan bicara bisa jadi sindrom dari masalah yang lebih besar.
Apabila seorang anak
menunjukkan tanda-tanda autism, dia kemungkinan besar memiliki autism. Anak
dengan autism akan membutuhkan bantuan yang lebih besar daripada hanya terapi
wicara, karena mereka tidak hanya memiliki kesulitan berbicara, namun juga
bersosialisasi, mengambil keputusan dan mengontrol perilaku mereka.
Mencari pertolongan
utnuk anak autis sesegera mungkin sangatlah penting, karena intervensi dini
dapat menyelesaikan beberapa isu sebelum menjadi semakin parah. Banyak anak
yang dapat pulih dari autism. Kalaupun tidak, mereka masih mampu mengikitu
sekolah regular.
Kami menawarkan
asesmen awal untuk memngetahui apakah anak anda membutuhkan bantuan. Tim kami
merupakan kelompok terapis berkualitas yang dapat membantu mempersiapkan anak
anda untuk mengikuti sekolah regular dan menawarkan mereka kesempatan terbaik
untuk pulih dengan memnggunakan metode yang terbukti-; ABA-VB.
BAGAIMANA SAYA BISA TAHU JIKA ANAK SAYA MEMILIKI
AUTISME? APA GEJALANYA?
Autisme adalah sebuah
gangguan perkembangan. Untuk mendeteksi gejala sedini mungkin, orang tua dapat
memperhatikan sebaik apa anak mereka mencapai perkembangan milestone. Apabila
anak tidak mencapai beberapa poin perkembangan, makan disarankan untuk membawa
anak anda ke professional.
Bayi baru
lahir:
Bayi akan menghabiskan sebagianbesar waktunya untuk tidur dan makan. Mereka
hanya dapat melihat benda yang sangat dekat dengan mereka- sekitar 25 cm/10
inchi. Cobalah menjulurkan lidah pada jarak tersebut untuk melihat bayi
tersebut meniru anda.
1 Bulan: Bayi akan mulai membuat suara
ketika melihat anda.
2 Bulan: Bayi mulai tersenyum dan
banyak memperhatikan wajah wajah disekitarnya. Orang tua dapat mendukung mereka
untuk belajar kontak mata sebanyak mungkin. Orang tua dapat mulai dengan
melihat kepada bayi mereka saat berbicara.
3 Bulan: Bayi akan mulai mengangkat
kepala tanpa goyah. Bayi juga mulai bisa menolehkan kepala. Selain itu bayi
juga mulai banyak mengoceh. Orang tua dapat mendukung perkembangan bahasa
dengan berbicara, bernyanyi atau mengeluarkan suara suara kepada bayi sepanjang
hari.
4 Bulan: Ketika diletakkan pada lantai
dengan posisi tengkurap, bayi dapat berguling ke posisi terlentang. Bayi mulai
memperhatikan wajah dan suara suara di sekitarnya. Bayi mulai merespon wajah
atau ekspresi lucu dengan senyum dan tawa.
5 Bulan: Bayi mulai mengenali orang
yang mengurusnya dan menunjukkan afeksi melalui pelukan maupun ciuman. Ia dapat
mengakat lengannya ketika ingin digendong. Ia juga mulai merespon namanya. Bayi
juga belajar untu mengabaikan suara yang familiar dan ingin tahu suara suara
baru.
6 Bulan: Bayi mulai dapat berguling
guling di lantai. Ia juga mulai mengeksplor beragam suara.
7 Bulan: Bayi semakin baik dari segi
motoric halus seperti menggenggam dan memainkan benda dengan jarinya, serta
menggunakan bibir dan lidahnya untuk merasakan benda. Ia dapat memindahkan
benda dari tangan satu ke tangan lainnya. Ia juga mulai belajar minum sendiri
dari cangkir dengan dua pegangan dan bertepuk tangan dengan bantuan. Bayi mulai
merasa permainan “ciluk-ba” menarik dan benda benda masih ada meskipun ia tidak
sedang melihatnya, merasakannya atau mendengarnya.
8 Bulan: Bayi mulai merangkak dan
menarik dirinya sendiri menuju posisi berdiri dnegan berpegangan pada benda
disekitarnya. Ia juga belajar untuk menggunakan ibu jari dan kedua jarinya
untuk mengambil benda, kemampuan yang dapat ia gunakan untuk makan. Ia dapat
mengekspresikan dirinya, seperti menunjuk benda dan melambaikan tangan pada
orang ketia akan pergi. Ia merespon mood orang disekitarnya, misalnya ikut
menangis ketika bayi lain didekatnya menangis.
9 Bulan: Bayi mulai mengoceh namun
dengan suara yang lebih jelas. Ia mulai menunjukkan rasa cemas, seperti
bersembunyi pada orang yang mengurusnya dari orang yang dikenalnya. Ia juga
mulai belajar bermain bersama. Ia juga mulai berjalan dengan berpegangan pada
benda.
10 Bulan: Bayi sudah merangkak
menggunakan tangan dan lutut dengan baik. Ia mulai mengeluarkan suara dan melakukan
gerakan untuk mendapatkan perhatian atau memilih sesuatu berdasarkan
kemauannya. Pada saat ini, tatapannya mulai konsisten dan dapat diprediksi. Ia
juga menunjukkan fokus dan atensi yang sama seperti orang lain – ia tersenyum
pada benda yang menarik kemudian melihat pada teman sosialnya sambil
mempertahankan senyumnya. [Perhatian bersama adalah tonggak perkembangan utama.
Penelitian telah menunjukkan bahwa bayi yang tidak mencapai hal ini beresiko
mengembangkan autisme.]
11 Bulan: Saat ini bayi mulai paham
bahasa sederhana. Ia dapat mengikuti instruksi sederhana namun juga mulai bisa
memilih untuk mengabaikannya. Ia dapat mengangkat lengannya untuk dibantu
berpakaian. Ia juga dapat berjalan sambil berpegangan tangan pada orang lain.
12 Bulan: Bayi mulai memiliki kemampuan
berkomunikasi dua arah dengan kemampuan bahasa dan sosialnya. Ia juga sudah
menguasai kemampuan motoric halus dan dapat dengan mudah menggenggam dan
melempar barang.
Dapat disimpulkan,
bayi atau balita yang mungkin memiliki autism biasanya tidak:
1.
Mengikuti objek secara visual
2.
Mengikuti gerakan orang menunjuk benda
3.
Melakukan kontak mata
4.
Merespon pada suara yang familiar atau namanya
5.
Meniru ekspresi wajah seperti tersenyum
6.
Menggunakan gerakan seperti melambaikan tangan atau menunjuk benda
yang manrik perhatiannya
7.
Membuat suara untuk mendapatkan perhatian orang
8.
Merespon pelukan atau ajakan bermain
9.
Memulai pelukan atau minta digendong
10.
Meminta bantuan
Poin penting yang
perlu diingat adalah anak dengan autism sangat lemah dalam atensi kelompok.
Artinya, mereka tidak dapat secara spontan memperhatikan apa yang sedang
diperhatikan orang lain.
Singkatnya, anak
kebanyakan memulai komunikasi dengan ibu mereka dengan melihat pada ibunya
terlebih dahulu. Saat pandangan mereka bertemu, anak baru menunjuk pada seekor
kupu kupu cantik. Kemudian mereka saling pandang lagi dan tersenyum.
Sebaliknya, anak
dengan autism menujuk benda untuk mendapatkannya (meminta makan). Anak-anak ini
tidak secara automatis membuat kontak mata atau mengetahui keberadaan orang
lain.
Apa Itu Asperger?
Sindrom Asperger, adalah gangguan perkembangan yang termasuk dalam ASD (Autism
Spectrum Disorder). Gangguan ini berdampak pada kemampuan berkomunikasi dna
bersosialisasi.
Ketika orang orang bertemu mereka memiliki pandangan terhadap satu sama
lin. Bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan nada suara mereka memberikan informasi
apakah mereka sedang sedih, sengang, marah, atau terburu buru. Respon kita tergantung
dari cara kita merespon sinyal sinyal tersebut.
Untuk orang yang
memiliki sindrom Asperger, membaca tanda-tanda ini sangat sulit. Akibatnya,
mereka kesulitan untuk berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lian.
Menurut National Autistic Society di UK, hal ini dapat menimbulkan kecemasan
atau kebingungan.
Sindrom Asperger
berbeda dengan ASD, tanda tanda yang timbul pada ASD lebih parah dari tanda
tanda Asperger. Pada penderita Asperger juga tidak ada keterlambatan bicara.
Anak dengan Asperger secara umum memiliki kemambuan bahasa dan kognitif yang
baik. Mereka memiliki kosakata yang sama banyak atau lebih banyak dan mencapai
poin perkembangan seperti anak tipikal lainnya.
Autism Socety3 di
Maryland, USA, mengatakan bahwa banyak orang yang tidak familiar dengan
Asperger dan hanya berpikir bahwa orang tersebut berkeluakuan berbeda.
Anak dengan autisme
biasanya dikenali dengan ketidakinginan mereka berbaur dengan orang lain.
Sedangkan pada anak yang memiliki Asperger, mereka secara umum ingin
berinteraksi dengan orangn lain. Masalahnya adalah, mereka merasa sulit.
Orang dengan Asperger
merasa sulit untuk memahami peraturan social dan kurang memiliki empati.
Penggunakan gerak tubuh mereka bisa jadi kurang atau tidak pada tempatnya, dan
kontak mata mereka bisa jadi terbatas.
Tidak seperti orang
dengan ASD, penderita Asperger memiliki IQ seperti anak kebanyakan. Namun,
kebutuhan belajar mereka bisa jadi berbeda dengan anak lainnya.
Diagnosis dini akan menguntungkan anak anda.
Semakin dini intervensi dilakukan, semakin banyak
waktu dan kesempatan yang tersedia bagi anak anda. Orang tua dan terapis juga
merasa lebih mudah untuk mengajarkan anak untuk berperilaku lebih baik dan
kemampuan baru saat otak masih mudah berkembang.
Ketika anak belajar komunikasi efektif
sejak usia dini, ia belajar untuk mengatur lingkungan sekitaranya dengan cara
yang tidak agresif ataupun merusak. Ini mencegah anak anda dalam berperilaku
kasar karena mereka sulit atau tidak memiliki kemampuan social. Orang lebih
mentolerir perilaku kasar pada anak kecil dibandingkan pada orang dewasa. Oleh
karena itu, sangat penting untuk tidak membiarkan perilaku ini pada anak kecil
agar tidak mengalami kesulitan yang lebih banyak saat mereka dewasa.
Seorang anak menjadi lebih terampil atau ditentukan
pada membawa ritual atau mengejar obsesi dari waktu ke waktu (Koegel,
Valdez-Menchaca, 1994). Ada risiko nyata bahwa jika perilaku tersebut tidak
dikendalikan efektif ketika anak di awal tahun, mereka akhirnya akan meningkat
dan mengganggu kegiatan sehari-hari atau diinginkan.
0 komentar:
Posting Komentar