Kelompok bermain yang fokus mendorong anak dalam berinteraksi sosial di kehidupan sehari-hari dan dalam persahabatan jangka panjang. Anak-anak suka bermain adalah pengetahuan universal. Tetapi orang tua kadang-kadang mencegah anak untuk bermain, berpikir bahwa itu adalah buang-buang waktu. Namun, ketika dikelola secara efektif, waktu bermain adalah kunci untuk mengasah kognitif, bahasa dan keterampilan sosialisasi anak. Integrated Play Group (Kelompok Bermain Terpadu) adalah model yang telah divalidasi secara empiris dapat meningkatkan sosialisasi teman sebaya, komunikasi dan partisipasi untuk anak-anak dengan dan tanpa autisme. IPG® Model ini dikembangkan oleh Pamela Wolfberg, Ph.D, pada akhir 1980-an. Sekarang banyak diterapkan di tingkat sekolah dan masyarakat di berbagai negara termasuk Amerika Serikat, Kanada, Jerman, Taiwan, Hong Kong dan Singapura |
Pendidikan di kelas
transisi ini ditujukan untuk anak yang memerlukan layanan khusus termasuk anak
autis yang telah diterapi secara terpadu dan terstruktur. Program kelas
transisi bertujuan membantu anak autis dalam mempersiapkan transisi ke bentuk
layanan pendidikan lanjutan. Dalam kelas transisi kan digali dan dikembangkan
kemampuan, potensi, dan minat anak, sehingga akan terlihat gambaran yang jelas
mengenai tingkat kelemahan dan keunggulan anak, yang merupakan karakteristik
spesifik dari tiap-tiap individu. Berdasarkan karakteristik dan tingkat
kemajuan anak yang dicapai dalam program sebelumnya, dapat dibuat rencana
pendidikan lanjutan yang paling sesuai. Kelas transisi merupakan titik acuan
dalam pemilihan bentuk pendidikan selanjutnya. Kelas transisi dapat pula
merupakan kelas persiapan dan pengenalan akan pengajaran dengan menggunakan
acuan kurikulum SD yang berlaku yang telah dimodifikasi sesuai dengan
kebutuhanya. Prasyarat umum anak masuk kelas transisi yaitu:
a. anak
autis sudah pernah menjalani terapi intervensi dini,
b. karakteristik
anak: tidak mendistraksi teman lain dan tidak terdistraksi oleh adanya teman
lain,
c. diperlukan
guru dan terapis yang terlatih, sesuai dengan keperluan anak didik,
d. kurikulum masing-masing dibuat melalui pengkajian oleh satu team dari berbagai bidang.
klik info INKLUSIF : ORANGTUA, SEKOLAH DAN MASYARAKAT
Anak dengan autism memiliki gangguan perilaku, yaitu perilaku berlebih dan perilaku berkekurangan. Perilaku berlebih tersebut seperti memukul, menyakiti diri sendiri atau menyakiti orang lain. Sedangkan perilaku berkekurangan seperti belum adanya kontak mata, belum paham perintah dan belum mampu mengontrol diri terhadap emosi. Untuk memperbaiki perilaku yang berlebih atau berkekurangan tersebut dibutuhkan adanya terapi perilaku.
info lengkap klik ; PENDEKATAN INTERVENSI TERAPI PERILAKU
Fisio Terapi
Anak dengan autis adalah anak yang mempunyai kelainan perkembangan system syaraf pada seseorang yang kebanyakan diakibatkan oleh faktor hereditas dan kadang-kadang telah dideteksi sejak bayi berumur 6 bulan.Fisioterapi adalah bentuk pelayanan yang ditujukan kepada individu dan atau kelompok untuk mengembangkan, memelihara dan memulihkan gerak dan fungsi tubuh sepanjang daur kehidupan dengan menggunakan penanganan secara manual, peningkatan gerak, peralatan ( fisik, mekanis ), pelatihan fungsi, komunikasi. Adapun perananya fisioterapi adalah terapi yang focus pada upaya perbaikan fungsi alat gerak tubuh pada sedangkan manfaatnya adalah mampu mengembangkan motorik kasar anak.
INFO LENGKAP KLIK ; Down syndrome
Terapi Okupasi
Terapi okupasi adalah terapi untuk mengoptimalkan kemampuan keterbatasan anak seperti ADL,leisure, produktifitas anak. Sedangkan Anak dengan gangguan autism memiliki gangguan sensori intergrasi dan gangguan perencanaan gerak, seperti vestibular, tactile, proprioception,visual, auditory, taste/smell. Dalam memberikan pelayanan kepada individu , okupasi terapi memerhatikan aset (kemampuan) dan limitasi (keterbatasan) yang dimiliki individu, dengan memberikan aktivitas yang purposeful (bertujuan) dan meaningful (bermakna). Dengan demikian diharapkan individu tersebut dapat mencapai kemandirian dalam aktivitas produktivitas (pekerjaan/pendidikan), kemampuan perawatan diri (self care), dan kemampuan penggunaan waktu luang (leisure).
info lengkap klik ;MAKANAN UNTUK ANAK AUTISM YANG TEPAT
Terapi Wicara
Anak autistik memiliki kesulitan dalam komunikasi seperti memulai percakapan atau pembicaraan. Ketika berbicara, mereka cenderung meminta orang dewasa untuk mengambilkan mainan, makanan atau minuman, mereka jarang menyampaikan tindakan yang komunikatif seperti menjawab orang lain, mengomentari sesuatu, mengungkapan perasaan atau menggunakan etika sosial seperti pengucapan terimakasih, atau meminta maaf. Untuk memperbaiki kemampuan komunikasi dan wicara anak dengan autism diperlukan adanya terapi wicara..
0 komentar:
Posting Komentar